Mau nggak mau, harus nulis!

Mau nggak mau, harus nulis. Suka nggak suka harus nulis. Kalau mau jadi orang hebat. Belajar nulis gak masalah.

Menulis itu perlu dilatih. Kebanyakan orang lancar berbicara menjelaskan ini itu, bercerita panjang lebar dengan lisannya namun ketika harus menuliskan semua itu…hmm.

Meneteskan alkohol di atas kulit diamkan beberapa saat. Meneteskan tinta di atas kulit lakukan hal yang sama. Coba perhatikan. Itulah analogi sederhana tentang menulis. Orang yang banyak berbicara tapi tak menuliskannya seperti meneteskan alkohol diatas kulit, tak ada yang membekas. Lain halnya, orang yang banyak berbicara namun juga menuliskannya sama halnya meneteskan tinta di atas kulit, ada bekasnya.

Nggak ada kata terlambat bro sist untuk menulis. Pernah baca suatu artikel, tulisan tersebut mengatakan kalau ingin jadi penulis hebat nggak boleh malu bila disebut penulis amatiran. Kalau nggak jadi penulis amatiran sekarang kapan lagi jadi penulis profesional. Kalau tidak memulainya sekarang, kapan lagi. 
Setiap orang bisa nulis. Nulis itu gampang. Tiap hari kita berkutat dengan dunia menulis, nulis sms, nulis status, bahkan nulis nota kalau kita beli sembako di pasar.

Tapi lain lagi dengan nulis yang satu ini susah tapi gampang dan gampang tapi susah. Tapi menurutku susah tapi susah. Nulis macam apa yang buat orang galau memikirkannya. Ini dia nulis yang bermanfaat. Sepakat? Mau nggak mau harus sepakat karena kebanyakan orang-orang menulis panjang lebar tapi tak ada manfaat yang bisa diambil. Nulis tentang cibiran, menjelek-jelekan seseorang bahkan umpatan. Naudzubillah.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana memulainya? Bukankah langkah awal menentukan langkah akhir? Ingatkah kalian sewaktu SD atau masa kanak-kanak suka menulis diary. Nah itu salah satu sarana kita untuk dekat dengan menulis. Walaupun masih acak adut dan bila dibaca bikin nyengir sendiri tapi bisa melatih kita untuk tekun menulis. Ketekunan itulah yang akan membawa ke singgasana keberhasilan.

Menulis diary berawal dari apa yang kita lihat maupun apa yang kita rasakan. Mau curhat di malam hari tapi tak ada orang yang bisa mendengarkan curhatan kita. Ada rasa takut pula jika rahasia disebar luaskan alias terbongkar. Bingung? Solusi ampuhnya yaitu buku dan alat tulis. Hal inilah yang membuat kita dekat menulis. Menulis sejatinya sesuatu yang telah kita lihat, dengar, dan rasakan lalu kita tuangkan lagi dalam rangkaian huruf membentuk suatu kata, kalimat, bahkan paragraf.

Tak ada kata terlambat untuk belajar dan membiasakan diri. Saat ini sering sekali diadakan workshop tentang kepenulisan. Apapun dari tulisan berbau ilmiah hingga tulisan beraroma cinta. Sarana yang luar biasa untuk menjadi tahu bagaimana dunia kepenulisan. Sekaligus menumbuhkan kesadaran untuk menulis. Tetapi coba pikirkan kalau tidak diterapkan, ilmu yang diperoleh sama dengan nol. Tak ada kata susah kalau belum mencoba, Kawan. Mencobanya saja tak mau bagaimana kita bisa tahu lika liku menulis?

Sekarang tinggal orangnya yang mau menjalani antara pilihan mau atau tidak. Bukankah untuk jadi penulis hebat perlu kemauan dan niat sungguh-sungguh.

Jadi penulis amatiran nggak masalah yang terpenting jadi penulis hebat. Jadi penulis susah dan perlu perjuangan keras. Terpenting jadi penulis penebar manfaat. Mungkin dengan menulis dapat menginspirasi seseorang dan dapat mengubah orang tersebut ke arah positif. Ini nih, yang menjadi salah satu amal jariyah dan jadi pemberat amal di akhirat kelak. Aamiin…insyaa Allah.

Semangat menulis! Semangat menebar manfaat! Kutipan berikut mungkin bisa lebih meyakinkan kita untuk menulis. Saya kutip dari sebuah blog Inspirasi Menulis Kamu

Tidak percayakah Anda, bila penulis bisa HIDUP SERIBU TAHUN, dua ribu tahun, satu juta tahun—bahkan mengabadi hingga hari kiamat?
Tidak tahukan Anda, bila menjadi penulis adalah LADANG DAKWAH yang sarat pahala?
Tidak tahukah Anda, siapapun Anda, profesi apapun Anda, menjadi penulis adalah KEWAJIBAN kita semua?
Tidak tahukah Anda, menulis adalah HIDUP itu sendiri?
“Benarkan menulis opini itu teramat sukar?”.

MUDAH! ASAL…..RAJIN membaca apa saja.
Mudah, asal TEKUN menulis kapan saja.
Mudah. Asal BERANI mengungkapkan pendapat pribadi.
TIDAK SUKAR! Asal bisa menulis abjad.
Tidak sulit, asal BERNIAT sungguh-sungguh.
Asal tidak asal-asalan. Asal…Asal…Asal







Tags:

Share:

0 komentar