Catatan Amiamia

Berbagi cerita dan rasa untuk aku darimu

Diberdayakan oleh Blogger.
  • Beranda
  • About
  • Lomba
  • Review
  • Opini



Haiii Traveller’s, coba tebak dimana saya sekarang? Apa? Menara Pissa? Ciuss? Ini masih di Indonesia Lhoo…tuh kan pesona Indonesia itu nggak kalah sama negara lain. Masih penasaran ya ini dimana. Simak terus perjalanan saya yak!

Pantai Baron yang termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta salah satu destinasi wisata saya dan keluarga. Pantai yang tersohor dengan memiliki dua jenis air. Tentu saja air asin dan air tawar  yang memiliki tempat masing-masing. Keduanya bagai kolam milik pribadi. Anak-anak yang takut berenang di pantai dapat menyewa ban ukuran besar seharga Rp 10000,00. Pada bagian air tawar menawarkan arus  yang tidak terlalu besar sehingga dapat berenang dengan aman dan mengasyikan.
               
Sedangkan saya agak malas keceh ke pantai. Karena saya tertarik dengan sesuatu di atas bukit, menjulang tinggi, dan bewarna putih. Baru pertama kali melihatnya meskipun beberapa kali pernah bertandang kemari. Saya coba iseng bertanya ke orang tempat persewaan tikar.
                
“Pak, itu yang di atas menara apa? Boleh ke sana?

“Boleh mbak, menara pantau. Masuk ke sana harganya 25 ribu”. Saya begitu kaget mendengarnya. Akan tetapi saya tetap nekat karena penasaran. Tidak ada anggota keluarga yang ikut dengan saya. Semuanya memilih bermain air. Berbekal topi, sebotol air, dan tak lupa kamera saya menjejakan kaki menembus hamparan pasir kecoklatan ini. Menuju bukit dimana menara yang gagah berdiri nun jauh disana.

Angin berhembus dengan kencang  membuat semua yang dilewatinya ikut bergoyang. Tak luput tapakan tangga kayu yang salah satu pengait lepas sesekali bergetar. Tangga ini satu-satunya akses untuk menuju ke bukit.  Eits, jangan lupa membayar retribusi yang diadakan oleh karangtaruna setempat sebesar Rp 2000,00. Setelah itu jalanan terjal pun menyambut, berkelok, dan menanjak. Ada yang panas ada yang sejuk. Ada yang sendirian ada yang berduaan. Duuh, baper. Kebanyakan yang di bukit ini tidak sendirian seperti saya.

Dari bukit ini kalian dapat melihat jeladri yang membentang yaitu  samudra Indonesia. Terik matahari dan nafas yang tersengal-sengal tidak menyurutkan tekad untuk naik ke atas sana. Untuk melepas sejenak rasa lelah, di tepian jalan ini terdapat warung-warung kecil. Lumayan lah sambil ngopi-ngopi lihat pemandangangan yang belum tentu dijumpai di tempat lain.

Naik-naik bukit sekitar 20 menit dan keringat bercucuran segrontol-grontol. Kaki menara dengan gagah menyambut dengan hangat. Fiuuh…akhirnya kutemukan namanya Menara Suar Tanjung Baron. Sambil melepas haus saya melihat sekeliling ternyata dibalik menara yang menarik perhatianku terdapat menara lama. Kondisi yang sudah berkarat namun masih sama kokohnya dengan menara baru dibuat akhir tahun 2014 itu.
Menara Suar Tanjung Baron


Rasa penasaran terus menggelayutiku saya putuskan untuk segera masuk kedalam. Pengunjung menara ini hanya dikenai biaya masuk Rp 5000,00 tidak semahal yang dikatakan bapak tadi. Mungkin saya salah dengar, hehe. Oh iya, bagi kalian yang seolah-olah pengen jadi penjaga menara  terdapat pula persewaan teropong, cukup dengan harga Rp 10000,00. Begitu masuk banyak orang yang hendak naik ke atas namun tidak kunjung naik usut punya usut kita harus bergantian dan diutamakan pengunjung yang turun. 
Menara suar lama


Tangga berulir terbuat dari besi. Sedikit horror mendengar tapak kaki saya sendiri. Bagaimana tidak? Korosi nampak dibeberapa bagian tempat ini. Butuh tenaga dan keberanian untuk mencapai puncak menara ini. Tulisan pada dinding menunjukkan lantai 8 dan tinggal satu tangga  lagi untuk mencapai puncak. Seumur-umur baru kali ini naik tangga yang berdiri secara tegak lurus dengan lantai. Tangan mulai berkeringat pelan-pelan untuk mencapai puncak tertingi.

Saya berhenti seketika di tengah-tengah. Melihat ke bawah bulukuduku bergidik akibat botol minumku terlepas dari kantongku dan terjun bebas. Mas-mas dengan sigap menangkapnya. Sesampai diujung tangga ini aku bersusah payah untuk naik menuju tempat yang aman serta menunggu orang baik yang membawakan botolku. Angin bertiup sangat kencang di sini. Alhasil terbayar sudah perjalanan dari pantai hingga menara setinggi 40 meter ini. Sungguh indah pemandangan dari ketinggian dan sudut pandang yang berbeda. Salut pula dengan para penjaga menara yang tinggal disini. Menjaga Indonesia dari ancaman luar dan  bukti cinta mereka kepada Indonesia. Menara suar Tanjung Baron satu dari mensu yang berada di perairan laut selatan sekaligus saksi bisu penjaga kedaulatan laut Indonesia.

So, buat kalian yang kesini nggak melulu mainan air. Kalian bisa berkunjung ke menara ini. Apabila kalian pengen sensasi baru juga dapat menyewa jeep yang berada di parkiran. Terus, bisa juga naik perahu ke pantai lain. Nggak mau ngluarin duit dapat juga selfie deket tebing yang sedikit menjorok ke laut. Tetep hati-hati dan keselamatan yang utama ya gaeess…!


Pantai Baron dari puncak menara suar

Rumah penjaga mensu dan terparkir sebuah mobil jeep.

Jalanan menembus rerumputan hijau
Jam matahari raksasa yang berada di Baron Techno Park. Di tempat tersebut sedang dilakukan riset tentang energi yang terbarukan.

Perjalanan ini membuat saya ingin menjelajahi menara suar lain di Indonesia. Saya berharap mendapat tiket pesawat gratis dari AirPaz.com saya akan menjelajahi Menara Suar Gunung Wenang di Manado. Untuk menuju kesana saya akan terbang menggunakan maskapai Lion Air.

Tunggu saya menara suar Gunung Wenang!!! Aku Cinta Indonesia. See you…!!!


All About Feel

Hari ini  masih hujan, hujan rintik-rintik dan angin yang berhembus dingin. Sejak kemarin siang hujan terus mengguyur entah titik-titik besar maupun titik-titik kecil sesekali terdengar pula suara guntur dan kilatan cahaya. Tak dapat dipungkiri bahwa bulan ini ialah bulan Januari. Sesuai julukan yang beredar dimasyarakat Januari berarti hujan sehari-hari. 

Kata nenek sebagian orang Chinese bergembira atas hal ini yang katanya turunnya hujan di hari Imlek akan membawa keberkahan sepanjang tahun. Bagiku juga bergembira karena hari ini libur mencuci baju hehehe…bebas. Akhirnya, bisa nulis lagi. The power of kepepet. Nggak ada kerjaan liburan kayag gini. Tapi it’s OK. Rasakan, resapi, dan nikmati aja.

Langit masih tetap sama, keabu-abuan mendung menyelimuti. Biasanya pukul 09.30 matahari sangat menyengat dan menguapkan air sedikit demi sedikit tanpa kita sadari. Suasana mendung, sepi, dan lengang membuatku enggan untuk beraktivitas. Teringat suasana saat meletusnya gunung Kelud di Jawa Timur yang menyemburkan debu vulkanik hingga ke Solo, Jawa Tengah. 

Saat ini aktivitas normal. Orang hilir mudik menggunakan payung atau mantelnya. Bersemangat untuk berjualan bahkan untuk membeli bahan makanan. Rela mengayuh sepeda anginnya di bawah rintik hujan untuk memenuhi kewajibannya mencari nafkah yanga halal dan barokah. Berbeda saat terjadi letusan aktivitas lumpuh. Sesekali orang keluar karena keadaan mendesak. Menggunakan alat seadanya untuk melindungi diri dari terpaan hujan debu vulkanik. Jalan-jalan lengang. Mereka memilih berdiam diri di dalam rumah. Begitulah sang pencipta menciptakan  suasana yang berbeda setiap detiknya. Very nice!

Fiuh…meluber kemana-mana ceritanya. Penasaran ya saya intinya mau nulis apa. Saya juga sedikit bingung. Yang nulis aja bingung apalagi yang baca, tambah bingung. Eh, kayag Ki dalang yang di salah satu acara TV.  

Pengen kasih semangat untuk teman-teman yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Eh, lagi-lagi kaya didrama-drama asia itu. SEMANGAT –sambil mengepalkan tangan dan menyeringai hehehe. Semangat terus pokoknya dah. Jangan menyerah dengan keadaan kalian sekarang. Terus jaga semangatnya yang baru merintis usahanya secara online maupun offline. Buat yang baru gencar-gencarnya menulis, di tumblr, blog, catatan Facebook bahkan status di BBM teruslah menginspirasi bagi pembacanya. Semangat pula yang lagi KP (Kuliah Praktek), magang, dan mempersiapkan KKN (Kuliah Kerja Nyata) semoga itu menjadi pembelajaran buat kalian supaya lebih baik lagi, bukan hanya sekedar bersenang-senang dan upload foto sebagai ajang narsis. 

Buat yang sudah kerja baik-baik di tempat kerjaannya. Berusahalah jadi orang jujur Boss. Buat yang ngurusin organisasi juga terus jaga semangatnya ingat tubuh kalian juga butuh diperhatiin lhoo…makan makanan yang bergizi dan jangan lupa olahraga. Semangat juga yang lagi sibuk ngurusin kuliah, ingat semester tua book segera lulus dengan membanggakan dan terakhir semangat juga yang ngurusin anak orang #eh #siapa ya?

Pokoknya ya pokoknya. Semangat berkarya dan terus menginspirasi dimanapun kalian berada. Entah di Timur, Selatan, ah dimana aja sesuai arah mata angin hehehe. Pesan aku satu Bismillah –Dengan menyebut nama Allah. Insyaa Allah, Allah akan membukakan jalan untuk kalian. Oh ya aku pernah dapat postingan dari Instagram. Mungkin udah pernah dapet kali ya. Ada do’a yang bagus untuk kita panjatkan di pagi hari saat akan memulai aktivitas kita. Kurang lebih begini.

“Allahumma inni As-aluka ‘ilman nafi’an, wa rizqan toyyiba, wa ‘amalan mutoqoballa”

Yang artinya, Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepada Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan amal yang diterima. (HR Ibnu Majah).

Dari artinya clesss…ngena di hati, ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan amal yang diterima. Bener juga sekaligus tamparan keras buat penulis. Pernahkah memikirkan sejenak ketiga hal tersebut?

So, hidup hanya sekali dan hiasilah tiap episode kehidupan kalian dengan hal yang bermanfaat. Karena hari esok adalah misteri, hari ini kenyataan, dan hari kemarin ialah kenangan. Salam.
Mendung pagi ini
030216



7 Oktober 2015

Empat tahun sudah kita bersama. Sebenarnya saya lupa tanggal dimana kita dilantik. Jahat bukan? Saya tidak seromantis orang-orang disana yang suka mengingat moment secara detail, jam, menit hingga detiknya.

7 Oktober 2011, Hari Jumat #nyontekElsita
Saat itu ber-21 kita dilantik, 21 orang yang mempunyai tekad memajukan pramuka Smara. Tujuan nyatanya memakmurkan sanggar supaya tetap ramai. Seperti “Laskar Pelangi” di Pulai Belitong yang tidak mau sekolahnya di bongkar. Dari sanggar itulah kita menjuluki diri kita masing-masing sebagai “ Sang Pemimpi”.

Satu periode sudah kita dalam lingkup organisasi terstruktur. Kemudian kita fokus terhadap mimpi-mimpi yang telah lama dirancang. Secara alamiah, kita jarang bertemu dan menciptakan momen-momen bersama. Namun pesona kalian tidak pudar dalam perasaan ini seperti Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburahman. Ah sungguh! Pesona kalian tidak pudar. Banyak cahaya yang menyinari kalian. Entah dari dalam maupun luar diri kalian. Ketika cahaya satu redup ada cahaya lagi yang mengimbangi kalian. Tidak hanya 99 cahaya seperti novel karangan Hanum dan Rangga. Namun lebih untuk kalian yang kusebut Sahabat.

Ketika buku laporan biru itu dikembalikan, tandanya kita akan berjalan di jalan masing-masing. Menyongsong kehidupan apa yang kalian harapkan selama ini. Bangku kuliah! Banyak kesibukan yang akan kalian tempuh nantinya. Ya! Karena kalian dibutuhkan disana. Kontribusi kalian ditunggu bahkan dielu-elukan untuk membangun peradaban negara ini menuju Indonesia Emas. Rasanya kita seperti dipisah secara paksa. seperti Bulan Terbelah Di Langit Amerika. Namun aku tak akan pernah membenci suatu takdir. Seperti Daun Yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin.

Hmm…konyol sekali tulisan singkat ini. Aku tak pandai merangkai kata. Aku tak pandai untuk mengungkapkan sesuatu dengan bahasa yang unik. Namun Tetap Saja Kusebut (Dia) Cinta. Bagaimanapun, sejelek apapun tulisan, maupun ungkapan Tetap Saja Kusebut (Dia) Cinta. Seburuk apapun sikapnya, sekeras apapun perlakuannya, seaneh apapun sifatnya, Tetap Saja Kusebut (Dia) Cinta.

Empat tahun sudah kita bersama. Menjalani dalam perbedaan ruang dan waktu. Lagi-lagi rasanya jauh di mata dekat di hati. Mungkin kalian memberontak dan ada rasa sedikit tidak nyaman dengan DA12. Persahabatan konyol, apalah, norak, dan apapun sebutannya. Namun, perlu diingat bahwa kita adalah satu saudara, saudara muslim. Tetaplah berjuang! Teruskan apa yang sedang kalian kerjakan! Fokuslah! Terjanglah hambatan dan rintangan dihadapan kalian! Jangan seperti siput namun jadilah kaki seribu!

Kutunggu jejak-jejak bersama kalian. Tidak hanya altitude 3676 namun altitude altitude yang lain. Terus berjuang terus menebar manfaat. Salam Pramuka!

#DA12
Dari kota kita mulai bertemu

Mau nggak mau, harus nulis. Suka nggak suka harus nulis. Kalau mau jadi orang hebat. Belajar nulis gak masalah.

Menulis itu perlu dilatih. Kebanyakan orang lancar berbicara menjelaskan ini itu, bercerita panjang lebar dengan lisannya namun ketika harus menuliskan semua itu…hmm.

Meneteskan alkohol di atas kulit diamkan beberapa saat. Meneteskan tinta di atas kulit lakukan hal yang sama. Coba perhatikan. Itulah analogi sederhana tentang menulis. Orang yang banyak berbicara tapi tak menuliskannya seperti meneteskan alkohol diatas kulit, tak ada yang membekas. Lain halnya, orang yang banyak berbicara namun juga menuliskannya sama halnya meneteskan tinta di atas kulit, ada bekasnya.

Nggak ada kata terlambat bro sist untuk menulis. Pernah baca suatu artikel, tulisan tersebut mengatakan kalau ingin jadi penulis hebat nggak boleh malu bila disebut penulis amatiran. Kalau nggak jadi penulis amatiran sekarang kapan lagi jadi penulis profesional. Kalau tidak memulainya sekarang, kapan lagi. 
Setiap orang bisa nulis. Nulis itu gampang. Tiap hari kita berkutat dengan dunia menulis, nulis sms, nulis status, bahkan nulis nota kalau kita beli sembako di pasar.

Tapi lain lagi dengan nulis yang satu ini susah tapi gampang dan gampang tapi susah. Tapi menurutku susah tapi susah. Nulis macam apa yang buat orang galau memikirkannya. Ini dia nulis yang bermanfaat. Sepakat? Mau nggak mau harus sepakat karena kebanyakan orang-orang menulis panjang lebar tapi tak ada manfaat yang bisa diambil. Nulis tentang cibiran, menjelek-jelekan seseorang bahkan umpatan. Naudzubillah.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana memulainya? Bukankah langkah awal menentukan langkah akhir? Ingatkah kalian sewaktu SD atau masa kanak-kanak suka menulis diary. Nah itu salah satu sarana kita untuk dekat dengan menulis. Walaupun masih acak adut dan bila dibaca bikin nyengir sendiri tapi bisa melatih kita untuk tekun menulis. Ketekunan itulah yang akan membawa ke singgasana keberhasilan.

Menulis diary berawal dari apa yang kita lihat maupun apa yang kita rasakan. Mau curhat di malam hari tapi tak ada orang yang bisa mendengarkan curhatan kita. Ada rasa takut pula jika rahasia disebar luaskan alias terbongkar. Bingung? Solusi ampuhnya yaitu buku dan alat tulis. Hal inilah yang membuat kita dekat menulis. Menulis sejatinya sesuatu yang telah kita lihat, dengar, dan rasakan lalu kita tuangkan lagi dalam rangkaian huruf membentuk suatu kata, kalimat, bahkan paragraf.

Tak ada kata terlambat untuk belajar dan membiasakan diri. Saat ini sering sekali diadakan workshop tentang kepenulisan. Apapun dari tulisan berbau ilmiah hingga tulisan beraroma cinta. Sarana yang luar biasa untuk menjadi tahu bagaimana dunia kepenulisan. Sekaligus menumbuhkan kesadaran untuk menulis. Tetapi coba pikirkan kalau tidak diterapkan, ilmu yang diperoleh sama dengan nol. Tak ada kata susah kalau belum mencoba, Kawan. Mencobanya saja tak mau bagaimana kita bisa tahu lika liku menulis?

Sekarang tinggal orangnya yang mau menjalani antara pilihan mau atau tidak. Bukankah untuk jadi penulis hebat perlu kemauan dan niat sungguh-sungguh.

Jadi penulis amatiran nggak masalah yang terpenting jadi penulis hebat. Jadi penulis susah dan perlu perjuangan keras. Terpenting jadi penulis penebar manfaat. Mungkin dengan menulis dapat menginspirasi seseorang dan dapat mengubah orang tersebut ke arah positif. Ini nih, yang menjadi salah satu amal jariyah dan jadi pemberat amal di akhirat kelak. Aamiin…insyaa Allah.

Semangat menulis! Semangat menebar manfaat! Kutipan berikut mungkin bisa lebih meyakinkan kita untuk menulis. Saya kutip dari sebuah blog Inspirasi Menulis Kamu

Tidak percayakah Anda, bila penulis bisa HIDUP SERIBU TAHUN, dua ribu tahun, satu juta tahun—bahkan mengabadi hingga hari kiamat?
Tidak tahukan Anda, bila menjadi penulis adalah LADANG DAKWAH yang sarat pahala?
Tidak tahukah Anda, siapapun Anda, profesi apapun Anda, menjadi penulis adalah KEWAJIBAN kita semua?
Tidak tahukah Anda, menulis adalah HIDUP itu sendiri?
“Benarkan menulis opini itu teramat sukar?”.

MUDAH! ASAL…..RAJIN membaca apa saja.
Mudah, asal TEKUN menulis kapan saja.
Mudah. Asal BERANI mengungkapkan pendapat pribadi.
TIDAK SUKAR! Asal bisa menulis abjad.
Tidak sulit, asal BERNIAT sungguh-sungguh.
Asal tidak asal-asalan. Asal…Asal…Asal







Karya: Taufik Ismail

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
Yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
Yang tumbuh di tepi danau.

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
Memperkuat tanggul pinggiran jalan.

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
membawa orang ke mata air

Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya…

Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
jadilah saja dirimu…
sebaik-baiknya dirimu sendiri.
                Aku tak tahu apa yang harus aku tulis. Aku tak pandai untuk merangkai kata-kata karena aku bukanlah penulis maupun pujangga. Walaupun begitu aku akan berusaha untuk menumpahkan apa yang aku rasakan pada blank document ini. Mungkin ini lebih baik.

                Malam ini terdapat judul yang menarik di salah satu media televisi, tidak hanya jembatan cinta ataupun bukit cinta sekarang ada istilah baru yaitu flyover cinta. Anda sudah tahu jawabannya kan? Ya, bercinta di atas flyover. Bayangkan memadu kekasih di flyover! astaghfirullah.

Memarkirkan kendaraan ditepi jembatan (padahal sudah jelas dilarang parkir), disuguhi panorama kerlap-kerlip lampu kota yang gemerlap, menikmati kota diketinggian ditambah sepoi-sepoi angin malam dan ditemani sang kekasih. 

Bagaimana menurut Anda? Menyenangkan? Mau coba? atau Iuuuh? 

Ingat resiko ditanggung penumpang. Resiko besar menantimu Kawan yang pertama kecelakaan, banyak tuh mobil motor yang berlalu lalang peluang kesrempetnya besar; kedua perampokan, biasa tuh ya kalau mau ngapelin pacar pakai pakaian yang bagus super wangi apalagi di flyover smartphone tak ketinggalan hal itulah yang menclingkan mata para begal; ketiga pembunuhan, kalau target sasarannya tak mau memberikan apa yang dimau para begal senjata tajam akan menjadi jawabannya.

Nah, saat salah satu begal mengaku tak ada rasa takut sedikit pun di dalam dirinya mungkin karena sudah biasa bahkan tak ada rencana sampai kapan para begal untuk mengakhiri aksinya. Pada salah satu kasus begal yang melancarkan aksinya berusia sekitar 18 dan 16 tahun, aksi ini biasanyanya dilancarkan dengan dua orang dan hasil yang mereka peroleh dibagi rata baik pengesekusi maupun pengemudi. Hasilnya pun mereka gunakan untuk berfoya-foya.

Dimana letak hati mereka, dengan mudahnya mengayunkan senjata dan menganiaya sasarannya. Dimana letak hati mereka ketika melancarkan aksinya hingga tak ada rasa takut sedikitpun. Dimana hati mereka?

Dan saya pun sekarang sedikit tahu, saya kutip dari dzikra.com dari sinilah saya tahu bagaimana hati itu sebenarnya

 “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa dan harta kalian, dan akan tetapi Ia memandang kepada hati dan amalan kalian”.

Namun penentu baik dan buruknya amalan seseorang amat bergantung kepada hati. Maka hati adalah bagaikan generator bagi seluruh anggota badan. Kedudukan hati di antara anggota badan bagaikan raja di tengah kerajaan. Semua gerak-gerik anggota badan akan bergantung kepada hati sebagaimana gerak-gerik anggota pasukan bergantung kepada raja. Bila raja bersifat baik maka prajuritnya pun akan baik pula, sebaliknya bila raja memiliki prilaku buruk maka bala tentaranya pun akan berprilaku buruk pula.

Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menggambarkan kepada kita tentang hal tersebut dalam sabdanya:

«أَلا وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ» رواه البخاري ومسلم.
“Ketahuilah! Sesungguhnya dalam tubuh ini ada segumpal daging, apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak. Maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah! ia adalah hati”.

Dari suatu kajian yang pernah saya ikuti ada beberapa sebab pemicu membatunya hati yaitu:
  1. Ketergantungan kalbu terhadap dunia daripada akhirat
  2. Lalai
  3. Kawan yang buruk
  4. Terbiasa dengan kemaksiatan dan kemungkaran
  5. Berpaling dari mengingat Allah
Naudzubillah min dzalik, semoga kita senantiasa selalu menjaga hati kita masing-masing dan terjauh dari hati yang membatu.

Walahualam

Juni 2014


Di suatu sudut ruangan…
Cinta itu indah apabila sudah pada waktunya dan sudah dihalalkan. Terkadang banyak orang yang menganggap bahwa cinta sebelum waktunya aitu sangat indah dan manis namun di balik kata manis itu ada sesuatu yang begitu pahit. “Aku mencintaimu” walaupun manis tapi sebenarnya begitu pahit. Seharusnya aku tidak mencintaimu saat itu, ada sesuatu yang lebih berhak mendapatkan cintaku daripada dirimu
            Janji-janji yang kau ucapkan semuanya hanya kata-kata manis semata tapi kalau aku tidak terbuat oleh janjimu ada sebuah janji yang lebih indah dan manis di depan sana. Aku tahu Dirinya begitu menyayangiku sehingga dia menjauhkan kita dan mempersiapkan sebuah masa depan yang manis buatku. Walaupun sakit tapi aku percaya ada sesuatu yang indah yang menantiku disana.

            Jangan pernah berkecil hati sesuatu yang besar sedang menantimu. Biarkan oranng lain berbicara yang tidak-tidak tentangKu, karena yang mengetahi diriku lebih baik adalah diriku sendiri. Semua omongan mereka tidak ada apa-apanya di hadapan-Nya. Selama sisa hidupku ini, aku hanya berdo’a kuatkan hatiku, jauhkan hatiku dari segala penyakit hati dan jagalah hatiku untuk sesuatu yang indah yang Kau janjikan kepada setiap umatMu…

Dwi Widiani Astuti from Ciamis
June, 12th 2014 @ UNS University
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Tentangku

Foto saya
Amiamia
Halo! Aku Ami seorang narablog dan penulis 3 buku antologi. Blog ini seputar review buku, kuliner, review produk UMKM, dan lifestyle. Khusus traveling aku abadikan di blog Amiamia's Journey, ya. Happy reading!
Lihat profil lengkapku

FOLLOW ME

  • Instagram: @_amiamia
  • Twitter: @amiamiahome
  • Amiamia's Journey

Entri yang Diunggulkan

Selembar Moment

Buku yang sudah dibaca di Tahun 2022

  • Aku Takut KehilanganMu - Maman Suherman
  • Ngeblog Dari Nol - Widyanti, dkk (IIDN)
  • Bekisar Merah - Ahmad Tohari
  • Api Tauhid - Habiburrahman El Shirazy

Arsip Blog

  • ▼  2022 (6)
    • ▼  Juni (1)
      • Ternyata Gini Peluang Ngeblog Bareng Komunitas IIDN
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (4)
    • ►  Desember (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2017 (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2016 (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2015 (6)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2013 (1)
    • ►  November (1)

Label

  • Lomba blog
  • Opini
  • Review

Silaturahim Yuk

Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman

Tentang Penulis

Foto saya
Amiamia
Halo! Aku Ami seorang narablog dan penulis 3 buku antologi. Blog ini seputar review buku, kuliner, review produk UMKM, dan lifestyle. Khusus traveling aku abadikan di blog Amiamia's Journey, ya. Happy reading!
Lihat profil lengkapku

Advertisement

Copyright © 2016 Catatan Amiamia. Created by OddThemes