Pecinta Selat Solo mana suaranya?
Orang Solo dan orang-orang yang pernah singgah di Solo nggak asing kan dengan selat Solo? Yups, makanan yang memiliki cita rasa manis, gurih, dan sedikit asam. Tapi, ada sebagian orang yang nggak begitu suka selat Solo karena dominasi rasa manisnya.
Nah, suatu ketika ibuku datang ke warung selat Solo. Sama penjualnya, ibuku ditawari mau selat yang pedas atau enggak. Ibuku lalu mencoba selat pedas. Wow! Ibuku enggak nyangka rasa selatnya makin lezat. Ibuku pulang dengan hati senang dan perut kenyang.
Seperti biasa, ibuku meracuniku dengan hal baru yang beliau dapatkan. Aku yang sedari awal cocok dengan Selat Solo Mbak Riza jadi penasaran. Di kesempatan berikutnya aku minta selat yang pedas. Tara…potongan cabai rawit menghiasi piringku. Masyaa Allah, bener, rasanya makin seger. Perpaduan kuah yang hangat, pedas, dan rasa utama kuahnya makin bersemangat untuk menandaskan seporsi selatnya.
Aku ketagihan! Jadi pengen lagi. Sekarang selat Solo pedas jadi andalanku saat hendak menyantap selat Solo.
Asal Mula Selat Solo
Sebelum lanjut ulas Selat Solo Mbak Riza, aku mau curhat. Gara-gara nulis ulasan ini, aku baru tahu ternyata selat Solo itu modifikasi dari steak Eropa. Ciaat...ciaat…hidup lama di Solo baru tahu fakta ini. Jangan-jangan Teman Ami sudah tahu sejak lama, ya? Yang baru tahu, tos online, yuk!
Dilansir dari Indonesia.go.id, selat Solo hasil akulturasi antara makanan Jawa dengan makanan khas Eropa. Steak Eropa biasanya menggunakan daging yang dipanggang setengah matang. Karena raja-raja Kasunanan Surakarta tidak terbiasa menyantap daging setengah matang, alhasil disulap menjadi galantin. Galantin itu campuran daging cincang, telur, tepung roti, dan bumbu lalu dibentuk lonjong dan dikukus hingga matang. Untuk penyajiannya sendiri, galantin dipotong-potong lalu di goreng dengan sedikit minyak.
Modifikasi lain yaitu dari segi kuah, meski sama-sama menggunakan brownsauce, kuah steak bertekstur kental dan hangat untuk steak jawa dimodifikasi menjadi encer dan dingin. Bahan pelengkapnya juga ada tambahannya, lho, yaitu telur rebus dan mustard. Makin berwarna ya.
Kamu Harus Nyicip Selat Solo Mbak Riza
Udah tahu sejarahnya, tertarik belum nyicipin selat Solo? Kamu yang enggak pernah klik dengan rasa selat Solo yang lain, sekali-kali kamu cobain, deh, Selat Solo Mbak Riza. Atau udah klik dengan rasa tapi kantong sedang tipis?
Selat Solo Mbak Riza murah dan banyak. Selat Solo cukup dipinang Rp11.000,00/ porsi yang sebelumnya cuma ceban. Menurutku no prob, sih, naik dikit harganya, mengingat harga bahan yang makin meroket. Apalagi isian selatnya juga komplit: telur coklat utuh, kepalan daging, kentang, buncis, irisan tomat, sehelai selada, mayones, timun, dan taburan keripik kentang.
Rasa yang konsisten. Meski warung Selat Solo Mbak Riza belum lama buka, saat repeat order alhamdulillah rasanya sama. Tetap mencuri hati, bumbunya enak, rempahnya terasa, dan tidak eneg. Sayur mayurnya empuk dan segar. Mandali alias aman terkendali jika dimakan lansia dan anak-anak. Alhamdulillah, saat pesan untuk acara keluarga semua “yes” dengan kenikmatan rasa dan tekstur yang disuguhkan.
Selain itu, penjual jujur dan ramah. Nah, faktor ini bisa juga mempengaruhi untuk repeat order, lho. Aku pernah nanya, “kenapa enggak pakai mustard yang seperti selat lainnya?” Tanpa tersinggung Mbak Riza menjelaskan dengan ramah bahwa dia belum bisa membuatnya dan mengingat bahan bakunya yang akan menaikkan harga jual. Jadilah menggunakan mayones instan.
Menurutku, rasa masih oke-oke aja pakai mayones instan. Daripada memaksakan pakai mustard, tapi hasilnya zonk, haduh.
Soalnya aku punya pengalaman kurang menyenangkan, nih, terkait mustard. Aku makan selat di sebuah rumah makan. Lah, kok mustard-nya rasanya ngalor ngidul, ada bau amis kuning telur, dan kerasa krenyes-krenyes gulanya. Haduh, sungguh merusak nafsu makanku. Sebagai konsumen, aku DM via Instagram sebagai perbaikan ke depannya. Semenjak saat itu aku parno pesan selat di rumah makan itu.
Kemecer? Udah buruan Order
Warung Selat Solo Mbak Riza buka mulai pukul 10.00 WIB. Saranku sebelum ke warungnya Whatsapp dulu aja, daripada bertepuk sebelah tangan. Alias udah pengen banget tenyata warungnya tutup. Ini aku kasih nomornya.
Selat Solo Mbak Riza bisa melayani partai besar maupun kecil. Melayani Jumat berkah juga, lho, cukup Rp 8.000,00/ porsi dengan S&K tertentu. Oh iya, tersedia juga gado-gado yang enggak kalah enak cuma Rp 10.000/ porsi lengkap dengan telur utuh.
Sekian ulasan Selat Solo Mbak Riza dari lidahku. Pokoknya recommended banget selat Solo dikasih cabai. Semoga kamu cocok juga, ya. Awas ketagihan!