Catatan Amiamia

Berbagi cerita dan rasa untuk aku darimu

Diberdayakan oleh Blogger.
  • Beranda
  • About
  • Lomba
  • Review
  • Opini



Haiii Traveller’s, coba tebak dimana saya sekarang? Apa? Menara Pissa? Ciuss? Ini masih di Indonesia Lhoo…tuh kan pesona Indonesia itu nggak kalah sama negara lain. Masih penasaran ya ini dimana. Simak terus perjalanan saya yak!

Pantai Baron yang termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta salah satu destinasi wisata saya dan keluarga. Pantai yang tersohor dengan memiliki dua jenis air. Tentu saja air asin dan air tawar  yang memiliki tempat masing-masing. Keduanya bagai kolam milik pribadi. Anak-anak yang takut berenang di pantai dapat menyewa ban ukuran besar seharga Rp 10000,00. Pada bagian air tawar menawarkan arus  yang tidak terlalu besar sehingga dapat berenang dengan aman dan mengasyikan.
               
Sedangkan saya agak malas keceh ke pantai. Karena saya tertarik dengan sesuatu di atas bukit, menjulang tinggi, dan bewarna putih. Baru pertama kali melihatnya meskipun beberapa kali pernah bertandang kemari. Saya coba iseng bertanya ke orang tempat persewaan tikar.
                
“Pak, itu yang di atas menara apa? Boleh ke sana?

“Boleh mbak, menara pantau. Masuk ke sana harganya 25 ribu”. Saya begitu kaget mendengarnya. Akan tetapi saya tetap nekat karena penasaran. Tidak ada anggota keluarga yang ikut dengan saya. Semuanya memilih bermain air. Berbekal topi, sebotol air, dan tak lupa kamera saya menjejakan kaki menembus hamparan pasir kecoklatan ini. Menuju bukit dimana menara yang gagah berdiri nun jauh disana.

Angin berhembus dengan kencang  membuat semua yang dilewatinya ikut bergoyang. Tak luput tapakan tangga kayu yang salah satu pengait lepas sesekali bergetar. Tangga ini satu-satunya akses untuk menuju ke bukit.  Eits, jangan lupa membayar retribusi yang diadakan oleh karangtaruna setempat sebesar Rp 2000,00. Setelah itu jalanan terjal pun menyambut, berkelok, dan menanjak. Ada yang panas ada yang sejuk. Ada yang sendirian ada yang berduaan. Duuh, baper. Kebanyakan yang di bukit ini tidak sendirian seperti saya.

Dari bukit ini kalian dapat melihat jeladri yang membentang yaitu  samudra Indonesia. Terik matahari dan nafas yang tersengal-sengal tidak menyurutkan tekad untuk naik ke atas sana. Untuk melepas sejenak rasa lelah, di tepian jalan ini terdapat warung-warung kecil. Lumayan lah sambil ngopi-ngopi lihat pemandangangan yang belum tentu dijumpai di tempat lain.

Naik-naik bukit sekitar 20 menit dan keringat bercucuran segrontol-grontol. Kaki menara dengan gagah menyambut dengan hangat. Fiuuh…akhirnya kutemukan namanya Menara Suar Tanjung Baron. Sambil melepas haus saya melihat sekeliling ternyata dibalik menara yang menarik perhatianku terdapat menara lama. Kondisi yang sudah berkarat namun masih sama kokohnya dengan menara baru dibuat akhir tahun 2014 itu.
Menara Suar Tanjung Baron


Rasa penasaran terus menggelayutiku saya putuskan untuk segera masuk kedalam. Pengunjung menara ini hanya dikenai biaya masuk Rp 5000,00 tidak semahal yang dikatakan bapak tadi. Mungkin saya salah dengar, hehe. Oh iya, bagi kalian yang seolah-olah pengen jadi penjaga menara  terdapat pula persewaan teropong, cukup dengan harga Rp 10000,00. Begitu masuk banyak orang yang hendak naik ke atas namun tidak kunjung naik usut punya usut kita harus bergantian dan diutamakan pengunjung yang turun. 
Menara suar lama


Tangga berulir terbuat dari besi. Sedikit horror mendengar tapak kaki saya sendiri. Bagaimana tidak? Korosi nampak dibeberapa bagian tempat ini. Butuh tenaga dan keberanian untuk mencapai puncak menara ini. Tulisan pada dinding menunjukkan lantai 8 dan tinggal satu tangga  lagi untuk mencapai puncak. Seumur-umur baru kali ini naik tangga yang berdiri secara tegak lurus dengan lantai. Tangan mulai berkeringat pelan-pelan untuk mencapai puncak tertingi.

Saya berhenti seketika di tengah-tengah. Melihat ke bawah bulukuduku bergidik akibat botol minumku terlepas dari kantongku dan terjun bebas. Mas-mas dengan sigap menangkapnya. Sesampai diujung tangga ini aku bersusah payah untuk naik menuju tempat yang aman serta menunggu orang baik yang membawakan botolku. Angin bertiup sangat kencang di sini. Alhasil terbayar sudah perjalanan dari pantai hingga menara setinggi 40 meter ini. Sungguh indah pemandangan dari ketinggian dan sudut pandang yang berbeda. Salut pula dengan para penjaga menara yang tinggal disini. Menjaga Indonesia dari ancaman luar dan  bukti cinta mereka kepada Indonesia. Menara suar Tanjung Baron satu dari mensu yang berada di perairan laut selatan sekaligus saksi bisu penjaga kedaulatan laut Indonesia.

So, buat kalian yang kesini nggak melulu mainan air. Kalian bisa berkunjung ke menara ini. Apabila kalian pengen sensasi baru juga dapat menyewa jeep yang berada di parkiran. Terus, bisa juga naik perahu ke pantai lain. Nggak mau ngluarin duit dapat juga selfie deket tebing yang sedikit menjorok ke laut. Tetep hati-hati dan keselamatan yang utama ya gaeess…!


Pantai Baron dari puncak menara suar

Rumah penjaga mensu dan terparkir sebuah mobil jeep.

Jalanan menembus rerumputan hijau
Jam matahari raksasa yang berada di Baron Techno Park. Di tempat tersebut sedang dilakukan riset tentang energi yang terbarukan.

Perjalanan ini membuat saya ingin menjelajahi menara suar lain di Indonesia. Saya berharap mendapat tiket pesawat gratis dari AirPaz.com saya akan menjelajahi Menara Suar Gunung Wenang di Manado. Untuk menuju kesana saya akan terbang menggunakan maskapai Lion Air.

Tunggu saya menara suar Gunung Wenang!!! Aku Cinta Indonesia. See you…!!!


All About Feel

Hari ini  masih hujan, hujan rintik-rintik dan angin yang berhembus dingin. Sejak kemarin siang hujan terus mengguyur entah titik-titik besar maupun titik-titik kecil sesekali terdengar pula suara guntur dan kilatan cahaya. Tak dapat dipungkiri bahwa bulan ini ialah bulan Januari. Sesuai julukan yang beredar dimasyarakat Januari berarti hujan sehari-hari. 

Kata nenek sebagian orang Chinese bergembira atas hal ini yang katanya turunnya hujan di hari Imlek akan membawa keberkahan sepanjang tahun. Bagiku juga bergembira karena hari ini libur mencuci baju hehehe…bebas. Akhirnya, bisa nulis lagi. The power of kepepet. Nggak ada kerjaan liburan kayag gini. Tapi it’s OK. Rasakan, resapi, dan nikmati aja.

Langit masih tetap sama, keabu-abuan mendung menyelimuti. Biasanya pukul 09.30 matahari sangat menyengat dan menguapkan air sedikit demi sedikit tanpa kita sadari. Suasana mendung, sepi, dan lengang membuatku enggan untuk beraktivitas. Teringat suasana saat meletusnya gunung Kelud di Jawa Timur yang menyemburkan debu vulkanik hingga ke Solo, Jawa Tengah. 

Saat ini aktivitas normal. Orang hilir mudik menggunakan payung atau mantelnya. Bersemangat untuk berjualan bahkan untuk membeli bahan makanan. Rela mengayuh sepeda anginnya di bawah rintik hujan untuk memenuhi kewajibannya mencari nafkah yanga halal dan barokah. Berbeda saat terjadi letusan aktivitas lumpuh. Sesekali orang keluar karena keadaan mendesak. Menggunakan alat seadanya untuk melindungi diri dari terpaan hujan debu vulkanik. Jalan-jalan lengang. Mereka memilih berdiam diri di dalam rumah. Begitulah sang pencipta menciptakan  suasana yang berbeda setiap detiknya. Very nice!

Fiuh…meluber kemana-mana ceritanya. Penasaran ya saya intinya mau nulis apa. Saya juga sedikit bingung. Yang nulis aja bingung apalagi yang baca, tambah bingung. Eh, kayag Ki dalang yang di salah satu acara TV.  

Pengen kasih semangat untuk teman-teman yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Eh, lagi-lagi kaya didrama-drama asia itu. SEMANGAT –sambil mengepalkan tangan dan menyeringai hehehe. Semangat terus pokoknya dah. Jangan menyerah dengan keadaan kalian sekarang. Terus jaga semangatnya yang baru merintis usahanya secara online maupun offline. Buat yang baru gencar-gencarnya menulis, di tumblr, blog, catatan Facebook bahkan status di BBM teruslah menginspirasi bagi pembacanya. Semangat pula yang lagi KP (Kuliah Praktek), magang, dan mempersiapkan KKN (Kuliah Kerja Nyata) semoga itu menjadi pembelajaran buat kalian supaya lebih baik lagi, bukan hanya sekedar bersenang-senang dan upload foto sebagai ajang narsis. 

Buat yang sudah kerja baik-baik di tempat kerjaannya. Berusahalah jadi orang jujur Boss. Buat yang ngurusin organisasi juga terus jaga semangatnya ingat tubuh kalian juga butuh diperhatiin lhoo…makan makanan yang bergizi dan jangan lupa olahraga. Semangat juga yang lagi sibuk ngurusin kuliah, ingat semester tua book segera lulus dengan membanggakan dan terakhir semangat juga yang ngurusin anak orang #eh #siapa ya?

Pokoknya ya pokoknya. Semangat berkarya dan terus menginspirasi dimanapun kalian berada. Entah di Timur, Selatan, ah dimana aja sesuai arah mata angin hehehe. Pesan aku satu Bismillah –Dengan menyebut nama Allah. Insyaa Allah, Allah akan membukakan jalan untuk kalian. Oh ya aku pernah dapat postingan dari Instagram. Mungkin udah pernah dapet kali ya. Ada do’a yang bagus untuk kita panjatkan di pagi hari saat akan memulai aktivitas kita. Kurang lebih begini.

“Allahumma inni As-aluka ‘ilman nafi’an, wa rizqan toyyiba, wa ‘amalan mutoqoballa”

Yang artinya, Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepada Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan amal yang diterima. (HR Ibnu Majah).

Dari artinya clesss…ngena di hati, ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan amal yang diterima. Bener juga sekaligus tamparan keras buat penulis. Pernahkah memikirkan sejenak ketiga hal tersebut?

So, hidup hanya sekali dan hiasilah tiap episode kehidupan kalian dengan hal yang bermanfaat. Karena hari esok adalah misteri, hari ini kenyataan, dan hari kemarin ialah kenangan. Salam.
Mendung pagi ini
030216



Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Tentangku

Foto saya
Amiamia
Halo! Aku Ami seorang narablog dan penulis 3 buku antologi. Blog ini seputar review buku, kuliner, review produk UMKM, dan lifestyle. Khusus traveling aku abadikan di blog Amiamia's Journey, ya. Happy reading!
Lihat profil lengkapku

FOLLOW ME

  • Instagram: @_amiamia
  • Twitter: @amiamiahome
  • Amiamia's Journey

Entri yang Diunggulkan

Selembar Moment

Buku yang sudah dibaca di Tahun 2022

  • Aku Takut KehilanganMu - Maman Suherman
  • Ngeblog Dari Nol - Widyanti, dkk (IIDN)
  • Bekisar Merah - Ahmad Tohari
  • Api Tauhid - Habiburrahman El Shirazy

Arsip Blog

  • ►  2022 (6)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (4)
    • ►  Desember (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2017 (1)
    • ►  Maret (1)
  • ▼  2016 (2)
    • ▼  Agustus (1)
      • Gagahnya Mensu Di Perairan Selatan
    • ►  Februari (1)
      • Time Is Writing
  • ►  2015 (6)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2013 (1)
    • ►  November (1)

Label

  • Lomba blog
  • Opini
  • Review

Silaturahim Yuk

Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman

Tentang Penulis

Foto saya
Amiamia
Halo! Aku Ami seorang narablog dan penulis 3 buku antologi. Blog ini seputar review buku, kuliner, review produk UMKM, dan lifestyle. Khusus traveling aku abadikan di blog Amiamia's Journey, ya. Happy reading!
Lihat profil lengkapku

Advertisement

Copyright © 2016 Catatan Amiamia. Created by OddThemes